(Berita Online Tahun Lalu) SATUBMR, BOLMUT – SMK Kesehatan Asy Syifa Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), melepas siswa siswinya untuk melaksanakan Latihan Kerja Kesehatan(LKK) di sarana kesehatan pemerintah yang telah menjalin MOU.
Kegiatan LKK ini akan berlangsung selama 1 bulan sejak tanggal 29 Oktober 2018 sampai dengan 29 November 2018. Para siswa yang mengikuti program LKK harus berusaha menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dalam 1 periode praktek.
Program LKK ini merupakan bagian integral dari kurikulum di SMK Kesehatan Asy Syifa Bolmut dimana setiap semester siswa siswinya harus melakukan aktivitas di dunia industry minimal dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dan maksimal 3 (tiga) bulan.
Dengan kegiatan LKK ini SMK Kesehatan Asy Syifa berusaha menghadirkan ditengah masyarakat lulusan yang memiliki kemampuan sebagai asisten tenaga kesehatan yang terampil dan berdaya saing. Program LKK adalah program belajar langsung di dunia industry dalam hal ini industry bidang kesehatan yang dimana calon asisten tenaga kesehatan akan melakukan aktivitas Kegiatan Belajar Mengajarya di Dunia Industri.
SMK Kesehatan Asy Syifa Bolmut melepaskan siswa siswinya di PKM Bohabak, PKM Bintauna, dan RSUD Bolaang Mongondow Utara. Yang istimewa dari program LKK ini adalah mereka yang duduk dibangku kelas X sudah diterjunkan untuk melakukan praktek sesuai dengan kompetensi yang telah mereka peroleh dibangku sekolah, sehingga mereka sudah mulai merasakan pengalaman dunia industry sejak semester awal mereka masuk di SMK Kesehatan Asy Syifa Bolmut.
Kepala SMK Kesehatan Asy Syifa Bolmut, Guntur Rantung menyebutkan, membiarkan siswa vokasi atau kejuruan lebih banyak berada waktunya dibangku sekolah merupakan kejahatan pendidikan yang dilakukan oleh sebuah sekolah.
“Menteri pendidikan dan kebudayaan Muhajir Effendy juga mengarahkan pola pendidikan SMK dengan pola 70 – 30 sebagai jawaban strategis menyosong era perdagangan bebas, senada dengan itu Menteri Perindustrian menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan diubah sistemnya, dari yang awalnya menitik beratkan ke pelajaran umum, menjadi spesialis. Namun sayang beberapa pihak pengambil kebijakan ditingkat daerah banyak yang belum memahami arah dari pendidikan SMK secara global yang itu berdampak pada pola kebijakan anggaran dan kebijakan kegiatan yang cenderung tidak mengembangkan pola pengelolaan SMK,” tutup Guntur.
Komentar
Posting Komentar